Nafas adalah hembusan kalbu melalui kelembuatan kelembutan kegaiban. Orang yang memiliki nafas (ruhani) lebih lembut dan lebih jernih dibanding yang memiliki ahwal rohani. pemilik waktu adalah pemula, dan pemilik nafas, adalah pangkalnya.
Pemilik tingkah jesufian (ahwal) berada diantara keduanya. orang yang berada pada tahab awal adalah pemelihara ruh, sedangkan pemilik nafas adalah ahli dalam rahasia ketuhanan. Para sufi berkata “sebaik baik ibadah adalah menghitung nafas (hati) bersama Allah SWT. Mereka juga berkata Allah SWT menciptakan kalbu,dan dijadikan kalbu itu sebagai tambang ma’rifat Allah SWT. Menciptakan rahasia di balik kalbu dan dijadikan sebagai tempat tauhid.
Setiap nafas muncul dari bukti bukti ma’rifat dan setiap isyarat tauhid dalam kebentangan kerumitan ,adalah mayat,yang pemiliknya akan di mintai pertanggungan jawab ‘’Syaih Ali Addaqiq R.A berkata bagi “orang arif nafas tidak bersera padannya ,karena tidak ada toleransi mengalir yang menyertainya.sedangkan bagi sang pencipta,nafas adalah keharusan.Kalau tidak ada nafas pastilah musna. (risalatul qusyaiiriyah hal 20)
Al khawatir ( bisikan jiwa )
adalah bisikan yang Menghujam ke dalam rasa muncul dari malaikat terkadang dari setan atau sekedar ungkapan nafsu, tambahkan pula bisikan langsung dari Allah SWT Maha Benar. apabila bisikan datang dari malaikat disebut Ilham. jika muncul dari hawa nafsu disebut hawajis . dan bila datang dari setan disebut wawas . sedangkan fisik dan jiwa yang langsung dari Allah subhanahu wa ta’ala disebut bisikan kebenaran( khathir haq) . indikasi secara keseluruhan, apabila bisikan datang dari para malaikat bisa diketahui kebenarannya bila bisikan itu sesuai dengan ilmu pengetahuan titik karena itu para ulama suka berkata, “setiap bisikan yang tidak bisa disaksikan cara lahir , adalah bisikan batil ” apabila bisikan itu datang dari setan, rata-rata mengandung pada kemaksiatan. datang dari nafsu, lebih cenderung mengajak pada sikap menuruti syahwat, atau rasa takabur. para Syekh Sufi sepakat, bahwa orang yang terlalu banyak makan makanan haram, tidak bisa membedakan mana bisikan yang bersifat Ilham dan mana yang wawas. saya mendengar Syekh Abu Ali berkata, “Siapa yang makan makanan yang diketahui keharamannya Ia tidak akan bisa membedakan antara Ilham dan mawas. sementara orang yang menghindari hasrat nafsunya, di acara mujahadah yang benar , ucapan tadinya akan tampak melalui perlawanan terhadap nafsunya “. para Syekh sepakat, bahwa nabi itu tidak bisa dibenarkan karbu tidak bisa ditipu titik Apabila Anda mujahadah maksimal mungkin, agar kepada anda, Pastikan ruh tidak akan memberikan sesuatu kepada anda istilah ruh tidak akan membersihkan pastilah ruh tidak akan membisikkan sesuatu kepada anda. Al Junaidi membedakan antara bisikan nafsu dan bisikan setan : bahwa nafsu itu, apabila menuntut Anda terhadap suatu perkara, ia akan Menempel, dan akan kembali lagi walaupun berlalu dalam jarak waktu : sampai bisikan nafsu itu benar-benar meraih kemauannya dan mencapai tujuannya. kecuali bagi orang-orang yang mujahadah nya benar maka bisikan itu tidak akan kembali . nafsu itu selalu memusuhi anda . sementara setan, Ketika menjerumuskan anda melalui godaannya Kemudian Anda menentangnya, maka setan akan kembali mempengaruhi anda dengan godaan yang lainnya . yang penting bagi setan, Anda bisa mengikuti yang menjerumuskan . Terkadang juga tidak Namun apabila bisikan Allah SWT, sama sekali si hamba tidak menentangnya. marasa membincangkan soal bisikan berikutnya “apabila bisikan dari Allah apakah bisikannya lebih kuat dibanding bisikan pertama Al Junaid berkata “bisikan pertama lebih kuat sebab apabila bisikan itu masih ada, bisikan kembali pada refleksinya dan malam dalam kaitan ini, perlu prasyarat ilmu pengetahuan titik meninggalkan bisikan pertama berarti melemahkan bisikan ke dua ”